MAN 2 LUBUKLINGGAU Berita Guru MAN 2 Lubuklinggau Inovasi Belajar Dengan Metode Ular Tangga

Guru MAN 2 Lubuklinggau Inovasi Belajar Dengan Metode Ular Tangga

Lubuklinggau, Humas

Madrasah Aliyah Negeri 2 Lubuklinggau (Mandali) terus melakukan inovasi dalam pembelajaran salah satunya yang dilakukan oleh Guru Mata Pelajaran Sejarah Sarina, yang melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan metode Ular Tangga Pintar (Utapi) dengan ukuran lebih besar dari pada umumnya. Selasa (13/09)

Metode Inovatif yang dilaksanakan Guru Sejarah ini bernama Ular Tangga Pintar atau Utapi, Ukurannya sendiri 2m x 2m lengkap dengan angka warna warni layaknya permainan ular tangga, hanya dalam ukuran besar.

Permainan Utapi, dilakukan setelah guru menyelesaikan satu topik pembahasan sebagai alternatif kegiatan evaluasi pembelajaran yang menyenangkan.

Sarina menjelaskan Metode Utapi dipilih karena permainan ular tangga sudah sangat dikenal oleh anak-anak. Selain itu, mereka asyik dalam permainan ular tangga karena ada berbagai tantangan untuk mencapai puncak serta ada sensasi tersendiri saat harap-harap cemas akan keberuntungan mereka ketika melempar dadu.

“Kami menerapkan metode Utapi di kelas XI pada muatan pelajaran Sejarah materi Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia, metode Utapi ini dapat diterapkan di semua kelas dan semua muatan pelajaran, tinggal membuat kartu soal sesuai dengan materi pelajaran” ujar Sarina.

Adapun langkah-langkah permainannya sebagai berikut :

  1. Guru menyiapkan alat dan bahan seperti; papan ular tangga, dadu, pion untuk pemain, kartu soal, dan kartu hukuman.
  2. Siswa berbaris di halaman sekolah, mendengarkan arahan guru, lalu siswa dibagi menjadi empat kelompok untuk menempati empat sisi papan ular tangga.
  3. Perwakilan dari empat kelompok melakukan hompimpa untuk menentukan kelompok mana yang berhak menjalankan pion lebih dahulu, selanjutnya kelompok yang menang melempar dadu sehingga akan muncul angka 1-6, angka yang muncul menunjukkan berapa langkah siswa tersebut menggerakkan pion.
  4. Setelah pion berhenti siswa mengambil kartu soal, jika siswa dapat menjawab pertanyaan pada kartu soal maka pion tetap di tempat, namun jika siswa gagal menjawab pertanyaan maka siswa harus mengambil kartu hukuman yang berisi mundur 1-6 langkah.
  5. Permainan dilanjutkan kelompok berikutnya dengan pola yang sama, kelompok yang berhasil mengantarkan pion sampai puncak dinyatakan sebagai pemenang, kelompok pemenang mendapatkan hadiah yang telah disiapkan oleh guru.

Di akhir permainan guru melakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa tentang materi yang telah dipelajari, serta untuk mengetahui perasaan siswa belajar menggunakan Utapi.

Lebih lanjut Sarina mengatakan Inovasi permainan Utapi diharapkan dapat memotivasi siswa agar gemar belajar, selain itu agar siswa melestarikan permainan ular tangga, karena termasuk permainan tradisional.

\”Pembelajaran dengan cara berbeda dan penuh makna adalah salah satu solusinya, bagaimana pembelajaran bisa melibatkan semua siswa dan meninggalkan kesan mendalam tentu akan lebih terekam oleh siswa” tambah lulusan S2 UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG ini. (JNS)

0 Likes

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.